SEJUMLAH warga Jalan Platina III simpang Matita, Lingkungan XIV, Kelurahan Titipapan, Kecamatan Medan Labuhan saat melakukan aksi unjuk rasa di depan pabrik Musim Mas, Senin (5/10). Waspada/Andi Aria Tirtayasa
 

Usai  Didemo  Pabrik Musim Mas, 4 Warga Masih Diperiksa Polisi

MEDAN SRI

Aksi unjuk rasa di depan pabrik Musim Mas Jalan Platina III simpang Matita, Lingkungan XIV, Kelurahan Titipapan, Kecamatan Medan Deli, Selasa (6/10), 4 warga masih menjalani pemeriksaan di Polres Pelabuhan Belawan.

Ke empat warga Ratna, Surya, Husni dan Hutapea diamankan polisi karena menghalangi truk PT Musim Mas yang hendak keluar dari dalam pabrik tersebut.

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan AKP I Kadek HC ketika dikonfirmasi menyebutkan, keempat warga pengunjuk rasa masih dimintai keterangannya sebagai saksi dan masih mendalami kasus tersebut.

Mereka masih menjalani pemeriksaan dan penyidik masih mendalami masalah tersebut,” ujar AKP I Kadek.

Aksi demo warga yang bermukim sekitar pabrik pengolahan minyak tersebut sudah beberapa kali dilakukan namun tidak ada reaksi dari pihak PT Musim Mas, pihak kelurahan dan kecamatan.

Bahkan, Camat Medan Deli dan Lurah Titipapan terkesan tidak perduli dengan keresahan warganya akibat keberadaan pabrik Musim Mas yang diduga sebagai penyebab terjadinya banjir yang menggenangi ruas pemukiman warga , suasana di depan pabrik Musim Mas terlihat kondusif dan tidak ada aksi unjuk rasa warga.

Bahkan, sejumlah warga berkumpul di masjid untuk menunggu kepulangan 4 teman mereka yang ditahan di Polres Pelabuhan Belawan .Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Puluhan warga yang bermukim di Jalan Platina III, Pasar V Matita, Lingkungan XIV, Kelurahan Titipapan, Kecamatan Medan Deli melakukan aksi unjuk rasa di depan pabrik PT Musim Mas, Senin (5/10).

Pasalnya, sejak berdirinya pabrik PT Musim Mas, rumah warga tergenang banjir saat hujan turun dan terkena polusi udar

Meski aksi unjuk rasa berjalan tertib namun 4 warga diamankan oleh personel Polres Pelabuhan Belawan karena menghalangi truk yang hendak keluar masuk.

Salah seorang warga Husni, 34, menuturkan, Lingkungan XIV merupakan wilayah pemukiman dan bukan kawasan industri sehingga keberadaan pabrik dan gudang mengurangi resapan air.

Akibatnya, kawasan Lingkungan XIV menjadi langganan banjir.

“Hujan sekejap saja, rumah kami terendam banjir,” sebut Husni.

Selain banjir, tambah Husni, polusi udara dari corong pabrik juga membuat anak menderita sesak nafas dan menderita gatal.

“Sudah berkali kami melakukan aksi unjuk rasa namun tidak ada mendapat perhatian serius dari pemerintah. Pak lurah saja seperti tak perduli dengan keluhan warganya,” keluh Husni.

Warga lainnya Ruslan, 70, mengaku sudah berkali menyampaikan keluhan warga kepada lurah dan camat namun tidak ada tanggapan, bahkan warga semakin menderita.

Kami warga disini selalu merasakan banjir, bising karena polusi udara, abu dan suara ributnya helikopter mereka jika mendarat di halaman pabrik. Sudah berulang kali kami sampaikan kepada pihak kelurahan melalui kepala lingkungan, tapi tidak ada tanggapannya”, ucap Pak Ruslan.jg,gs(red)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUJAKETARUB Siap Dukung dan Usung EDI-HASAN Jadi Gubsu dan Wagubsu

Harmaen Terpilih Secara Aklamasi Ketua LPM Medan Labuhan