BER AWAL DARI BEROPERASI NYA PUKAT TRAWL BIANG KEROK MISKINKAN NELAYAN TRADISIONAL BELAWAN
BELAWAN ,SRI
Disebut-sebut pukat trawl menjadi biangkerok penyebab kemiskinan nelayan tradisional di Belawan. Persoalan puluhtahunan tersebut seakan menjadi ajang pembiaran oleh aparatur terkait, Rabu (2/6/2021).
Masalah sosial serta kemiskinan diperparah lagi dengan berbagai macam aturan produk hukum yang ujung-ujungnyanya tetap saja melegalkan alat tangkap yang salah.
Minimnya pendapatan nelayan tradisional terbentuk dengan tak konsistennya pihak pengawasan di laut, dan imbasnya nelayan tradisional Medan Utara pun semakin termarzinalkan dan terzholimi.
Menurut data yang didapat saat ini banyak nelayan tradisional yang berada di kawasan Kel. Bagan Deli, Kel. Belawan Satu, Kel. Belawan Bahagia, Kel. Belawan Sicanang, Kel.Belawan Bahari,
Kel.Pekan Labuhan, Kel.Kampung Nelayan, Kel.Labuhan Deli, Kel.Paya Pasir serta Kel. Terjun dan sebahagian ditambah para buruh nelayan.
Menurut data yang didapat semenjak tahun 2000 kehidupan para nelayan tradisional Medan Utara perekonomiannya makin porak-poranda akibat dari makin banyaknya penggunaan alat tangkap salah.
Bukan itu saja, permasalahan diperburuk dengan penguasaan Zona Tangkap yang didominasi oleh kapal perikanan berukuran skala besar mulai dari 15 hingga 170 GT (Gros Ton).
Menurut aktifis nelayan Rahman Gafiqi SH permasalahan terhadap para nelayan tradisional dan buruh nelayan tak akan selesai kalau saja aturan hukum tak ditaati, bahkan dilanggar sama sekali.
“Persoalan terus mendera terhadap para nelayan tradisional hingga saat ini, silih berganti kelompok masyarakat nelayan melakukan perlawanan, permohonan dan diskusi untuk mencari solusi bagi kelangsungan hidup anak dan istri mereka. Namun upaya itu selalu kandas karena diduga adanya kepentingan para pejabat,” kata Rahman Gafiqi SH.(jg,red)
Komentar
Posting Komentar